PELAYANAN KEPADA LANSIA SEBAGAI KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN GEREJA

Kemajuan pesat di berbagai bidang, seperti ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran telah banyak membantu meningkatkan kualitas kesehatan yang mengakibatkan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) manusia. Sebagai akibatnya, jumlah Penduduk Lanjut Usia (Lansia) menjadi meningkat dan cenderung bertambah lebih cepat dari waktu ke waktu.

Keberadaan Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah sebagai Pelaksana Kebijakan di sebuah Negara. Keberadaan Lansia seharusnya menjadi tanggung jawab keluarga sebagai lembaga primer. Keluarga mempunyai peran penting untuk merawat Lansia dan membantu Lansia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Namun, seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin kompleks maka kebiasaan anak atau keluarga untuk merawat sendiri Orangtuanya yang sudah berusia lanjut mengalami perubahan. Hormat dan bakti kepada Orangtua lebih dilihat sebagai tanggungjawab moril untuk mengupayakan lingkungan dan situasi hidup yang terjamin, tenang, damai, aman, dan nyaman. Banyak anak atau keluarga, yang oleh karena kesibukan atau situasi hidup tertentu kemudian mulai menempatkan Orangtua atau keluarganya yang sudah Lansia di Panti Lansia, sehingga tidak sedikit Lansia yang pada akhirnya menetap di Panti Lansia / Panti Jompo / Panti Werdha. Demikian Panti Lansia merupakan bentuk pelayanan kepada Lansia yang menjadi kebutuhan riil masyarakat dan Gereja.

 

KEBERADAAN PANTI LANSIA SANTA ANNA SEBAGAI SEBUAH JAWABAN

Panti Lansia merupakan salah satu kebutuhan terbesar di kota Jakarta dan banyak tempat lainnya di Indonesia. Berawal dari keprihatinan dan belaskasih kepada para tunawisma berusia lanjut, yang kemudian dihimpun agar bisa diberi perhatian, dukungan, dan pengasuhan yang sehat dan layak sebagai manusia, Panti Lansia Santa Anna (PSA), yang dirintis oleh RP. Ermano Sant’Andrea SX (RIP – Almarhum) beserta Dewan Paroki dan Umat Paroki Gereja Stella Maris Pluit Jakarta Utara sejak Tahun 1980, dan kemudian diwariskan kepada Kongregasi SCMM, sungguh merupakan gerakan kemanusiaan yang telah menjadi sebuah jawaban yang tepat atas kebutuhan tersebut:

  • Sampai sekarang, PSA Teluk Gong selalu terbuka menerima untuk mengasuh Para Lansia, Oma dan Opa, dari berbagai golongan, agama, dan tingkat perekonomian.
  • PSA Grisenda terbuka untuk mengakomodir Para Lansia, yaitu Oma-oma, dari golongan middle class, kendati dengan jumlah kamar yang sangat terbatas.

 

MENINGKATNYA PERMINTAAN UNTUK MASUK PANTI LANSIA SANTA ANNA & TANGGAPAN ATAS KEBUTUHAN

Dari waktu ke waktu, permintaan untuk masuk PSA terus meningkat. Hampir setiap hari ada saja keluarga yang datang ataupun menelpon untuk meminta agar Orangtua atau Neneknya, atau Lansia dapat diterima di PSA, sehingga bukan sedikit nama-nama Lansia dalam waiting list yang sudah antri menunggu untuk dapat masuk ke PSA.

Kebutuhan ini ditanggapi secara positif oleh Pengurus Yayasan Santa Anna. Ketua YSA mengatakan bahwa pengembangan pelayanan PSA perlu dipertimbangkan untuk diupayakan secara serius: mulai dengan pencarian/penjajakan tanah atau lahan, pengurusan kepemilikan dan keabsahan tanah, baru kemudian bisa dipikirkan tentang pembangunan Gedung dan pengadaan fasilitas serta sarana-prasarana pelengkap lainnya.

“Biarlah semua mengalir dan terjadi seturut kehendak Tuhan”, tegas Ketua YSA.

Jadi, bila Tuhan berkenan, Pemimpin di dalam Kongregasi/Provinsi SCMM merestui, dan bila PSA memiliki rejeki atau “hoki” serta dukungan finansial dari Para Donatur maupun Pihak-pihak lainnya yang diperlukan, maka dicanangkan agar penambahan Gedung dan fasilitas PSA itu harus dibuat sedemikian rupa agar dapat terjangkau dan dapat melayani Para Lansia dari pelbagai lapisan masyarakat, from zero to middle class, yakni: Lansia yang tidak mampu membayar, Lansia yang ekonominya lemah, maupun Lansia middle class. Paling baik dan kita harapkan apabila ada Donatur yang murah hati menghadiahkan/menghibahkan tanah, ataupun bangunannya, untuk pelayanan sosial kemanusiaan ini.

 

“SANTA ANNA, Ibu dari Sang Bunda kami Maria, Pelindung Panti Lansia Santa Anna, bantulah kami.

Pastor Ermano Sant’andrea SX, sampaikanlah harapan dan wacana kami ini ke hadapan Tuhan.

Bapak Pendiri, Mgr. Joannes Zwijsen dan para Suster Pendahulu SCMM, doakanlah kami.

Tuhan, Bapa Yang Berbelaskasih, kabulkanlah doa kami.

 Amin.”